Langsung ke konten utama

MOPDB ala Smansa


Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) atau dulu mah disebut MOS, kayaknya sudah menjadi tradisi di setiap sekolah. SMA Negeri 1 Bogor (disingkat Smansa) tentu juga memiliki tradisi tersendiri dalam menjalani MOPDB. Apa tuh? Baca sampai habis ya. 

Tiga hari MOPDB -- waktu itu lagi bulan Ramadhan --  di Smansa, kami dikenalkan kepada lingkungan baru yang lebih keras. Kami diajarkan untuk senantiasa menerapkan 9S-1J, yaitu; Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Semangat, Serius, Sigap, Sabar, dan Jujur. Tentu saja penerapan 9S-1J ini bukan tanpa alasan, melainkan agar kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Hari pertama MOPDB, gua masuk ke Gugus 4 -- Sebelumnya, gua sudah berkenalan dengan teman baru bernama Windha Satya. Perkenalan kami diselimuti rasa canggung yang luar biasa, karena kami berasal dari SMP yang berbeda dan belum pernah kenal sama sekali. Tapi kalau baca kisah gua selanjutnya, ternyata gua dan Windha ini udah saling menyimpan aib masing-masing, yang awalnya saling malu-malu jadi saling gatau malu -- Banyak yang bilang, MOPDB ala Smansa ini tidak beda jauh dengan Ospek di masa perkuliahan. Dan ternyata benar. Disitu, gua benar-benar merasakan MOPDB ala Smansa. Keras, disiplin, dan tegas. Walaupun terlihat sangat menakutkan, tapi banyak sekali esensi yang didapatkan untuk bekal 3 tahun ke depan mengarungi derasnya arus kehidupan di Smansa dan kehidupan selanjutnya. 
Di akhir hari pertama MOPDB ini, kami setiap gugus diberi tugas untuk membawa berbagai perlengkapan untuk esok harinya. Agar tidak ada kesalahan, maka kami pun mengerjakan bersama-sama tugas tersebut. Tugas untuk hari esok pun selesai sekitar pukul 9 malam -- iya, 9 malam -- dan kami pun pulang. 

Hari kedua MOPDB. Ternyata, tugas yang kami kerjakan banyak kesalahan. Jelas kami mendapat teguran dari kakak kelas sebagai panitia MOPDB. Waktu itu, gua merasa ini sangat berlebihan, karena tugas yang diberikan sangat banyak dan harus dikerjakan hanya dalam waktu semalam. Tapi percaya deh, tugas yang diberikan sehari-hari di Smansa lebih kejam dari itu. Jadi ibaratnya, tugas MOPDB ini cuman "pemanasan" untuk tugas-tugas selanjutnya. 

Hari ketiga MOPDB. Siapa sih yang enggak seneng kalau MOPDB berakhir? Hahahaha. Tapi serius, suasana MOPDB inilah yang bakal dirindukan banget, karena MOPDB ini benar-benar memberi kesan yang sangat berarti. Tapi, sampai akhir MOPDB, angkatan gua belum memiliki nama angkatan. Jadi begini ceritanya. Setiap angkatan baru di Smansa saat MOPDB pasti diberikan nama angkatan, sebagai contoh angkatan 1 tahun diatas gua bernama Jangkar Bahtera, angkatan 2 tahun diatas gua bernama Rantai Emas. Nah waktu MOPDB, angkatan gua mengajukan nama untuk angkatan kami, yaitu... Sebenernya gua merasa aneh dengan nama yang diajukan ini. Yak jadi nama yang diajukan adalah Pasukan Pemanah. Aneh, kan? Untung aja ditolak sama kakak kelas, dan nama angkatan gua jadinya adalah... Baca terus ya hehe. 

Digantung kira-kira sebulan tanpa nama angkatan, tentu merasa hampa. Berarti kami belum resmi menjadi bagian dari keluarga besar Smansa. Dan kemudian, kami seangkatan pun mengikuti Big Camp di Gunung Bunder. Oh iya di Big Camp ini, kami sudah dibagi kelas dan bukan gugus lagi. Gua dapet kelas apa? Baca cerita selanjutnya aja ya hehehe. Di Big Camp ini, setiap kelas diwajibkan memakai atribut yang harus sama sekelas. Dan kelas gua memilih untuk memakai atribut shower cap. Keren banget kan? Ya sebenernya enggak keren sih, malah terlihat aneh. Tapi karena atribut aneh kami inilah, kami menjadi bahan perbincangan banyak orang. Lumayan menambah eksis sekelas hehehe. Sejak awal kedatangan Big Camp pun, suasana MOPDB -- lebih serem malah -- sudah melekat dengan acara ini hahaha. Dan tau apa yang paling serem dari rangkaian MOPDB dan Big Camp ini? Yak, saat Sidang Angkatan. Jadi awalnya kita berbaris satu angkatan menghadap ke depan, kemudian disuruh balik kanan, dan ternyata sekarang di depan kami semua sudah ada yang menunggu dan memperhatikan kami seangkatan dengan muka yang seram dan serius. Mereka adalah Posko. Kami seangkatan harus berhadapan dengan 13 orang Posko -- cuman 13 kok -- yang galaknya sukses bikin kita seangkatan tertunduk pasrah. Buat kalian yang gatau Posko, masuk Smansa aja. Pasti akan merasakan sendiri keseruan itu semua hahaha. Mana kita harus berhadapan dengan Posko itu siang-siang, untung tempatnya teduh soalnya banyak pepohonan.

Menjelang sore, kami harus berhadapan (lagi) dengan Posko untuk menebus segala kesalahan yang kami lakukan saat MOPDB kemarin. Mereka memberi berbagai tantangan yang harus kami selesaikan. Dengan bekerja sama dan kompak, kami pun dapat menyelesaikan berbagai tantangan tersebut. Dan di akhir sore itu, kami diberi nama angkatan "Pedang Platinum". Bangga sekali rasanya memiliki nama angkatan yang bagus -- ya dibanding Pasukan Pemanah -- dan keren itu. Dan kalian tahu apa yang paling membuat terharu dari semuanya? Saat kakak-kakak kelas bersama-sama mengucapkan, "Selamat datang angkatan Pedang Platinum". Akhirnya, kami semua resmi menjadi bagian dari keluarga besar SMA Negeri 1 Bogor. 


Esoknya, kami bersiap pulang menuju rumah masing-masing. Sebelum pulang, ada pembacaan awards untuk setiap kelas. Dan kelas gua, mendapat award "Kelas yang paling menerapkan 9S-1J" Kaget? Banget. Karena saat Big Camp, kelas gua bisa dibilang yang paling susah senyum dan pasif karena takut. Hahahaha. Kami pun pulang menuju rumah masing-masing. 

Selamat Datang di Sekolah Kehidupan, SMA Negeri 1 Bogor. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluarga Baru, X MIPA 1

Yak, setahun pertama di masa SMA ini gua habiskan bersama mereka. Sebelumnya kenalan dulu yuk sama mereka.  Big Camp 2013 Foto di atas diambil sebelum kita semua pulang dari Big Camp bareng kakak kelas yang telah membina kita selama Big Camp. Mau tau ada siapa aja? Cekidot.  1. Ahmad Dzaki Naufal. Ketua murid kelas ini yang absurd banget, biasa dipanggil Jek. Di foto atas, dia yang memakai kacamata hitam sambil mengangkat tangan. 2. Aliyya Luthfiana. Ini orangnya pendiem banget. Di foto atas, dia yang pakai kerudung dengan tas pink hitam.  3. Ananda Nadhifasya. Ini juga pendiem banget, biasa dipanggil Fasya. Di foto atas, dia posisinya sangat di tengah, yang mukanya ketutupan poninya sendiri.  4. Aphrodita Kuncoro. Manusia Tangerang yang nyasar ke Bogor, biasa dipanggil Dita. Di foto atas, dia yang di belakang tas kuning, yang ketutupan tangan teteh siapa itu gatau. 5. Arief Fadli Wicaksono. Pelawaknya kelas ini. Di foto atas, dia di atasnya Aliyya. 

Perkenalkan, D'wan

Balik lagi disini bersama gua hahaha. Kenaikan kelas sudah, dan sekarang saatnya pembagian kelas baru. Gimana ceritanya? Baca terus pokoknya. Jadi hari pertama masuk sekolah di kelas XI, kami dikumpulkan di lapangan dalam Smansa buat dibacain kelas barunya. Jelas dong kelas pertama yang dibacain tuh XI MIPA 1 dulu, gua dengerin nama-namanya. Baru dengerin beberapa namanya aja, gua rasanya udah ngerasa gakuat duluan kalau sampai gua di kelas itu. Karena banyak banget nama yang disebutin tuh yang bisa dibilang, terkenal karena kepintarannya. Gua mikir enggak beruntung banget kalau sampai masuk ke kelas ini. Okelah gua belum mendengar nama gua disebutkan, sampai tiba di nama-nama berawalan huruf S. Dan tau apa yang terjadi selanjutnya? Jeng jeng jeng... Nama gua, disebutin. Dan ternyata, gua merupakan sebagian dari orang-orang yang kurang beruntung itu :( Akhirnya gua masuk kelas XI MIPA 1. Gua berjalan masuk, kelas sudah penuh. Untung sih di kelas itu ada beberapa temen