Aku,
Yang kini sedang meratapi masa lalu bersamamu
Mencoba membangun kenangan bersamamu
Meski kini kau tak lagi menghiasi hariku
Perkenalan kita waktu itu sederhana ya? Memulai percakapan basi di aplikasi messenger, lalu tanpa sadar percakapan basi itu menjadi sebuah percakapan rutin hingga larut malam. Lalu mengapa menghapus perasaan dan kenangan indah ini tidak sesederhana perkenalan kita?
Bukankah semua orang memiliki takdirnya masing-masing? Mungkin sama seperti ketika takdir mempersilakan kita untuk saling mengenal lebih dekat lagi dalam satu ruang yang sama, kemudian membawa kita menjadi lebih dari sekedar akrab. Tapi rasanya takdir memberikan kita batasan waktu untuk saling akrab ya?
Berdua itu menyenangkan bukan? Seperti melakukan kegiatan bersama, lalu asik berfoto dan tertawa bersama. Ah, aku ingat betul bagaimana bahagianya aku saat melakukan hal-hal berdua denganmu. Mungkinkah sekarang waktunya untuk merasakan ruang sendiri?
Semuanya dimulai dengan sederhana. Kemudian tumbuh menjadi sesuatu yang selalu merasuki otak dan perasaan. Sampai akhirnya kau pergi, dan aku terdiam tak tahu harus apa.
Dunia ini curang menurutku. Mungkin kau disana tidak pernah rindu kepadaku, namun nyatanya aku disini masih selalu memikirkanmu. Ya, kau masih menjadi mimpi terindahku, sekaligus mimpi terliarku.
[Malang, 15 Februari 2017 - 17:15]
Yang kini sedang meratapi masa lalu bersamamu
Mencoba membangun kenangan bersamamu
Meski kini kau tak lagi menghiasi hariku
Perkenalan kita waktu itu sederhana ya? Memulai percakapan basi di aplikasi messenger, lalu tanpa sadar percakapan basi itu menjadi sebuah percakapan rutin hingga larut malam. Lalu mengapa menghapus perasaan dan kenangan indah ini tidak sesederhana perkenalan kita?
Bukankah semua orang memiliki takdirnya masing-masing? Mungkin sama seperti ketika takdir mempersilakan kita untuk saling mengenal lebih dekat lagi dalam satu ruang yang sama, kemudian membawa kita menjadi lebih dari sekedar akrab. Tapi rasanya takdir memberikan kita batasan waktu untuk saling akrab ya?
Berdua itu menyenangkan bukan? Seperti melakukan kegiatan bersama, lalu asik berfoto dan tertawa bersama. Ah, aku ingat betul bagaimana bahagianya aku saat melakukan hal-hal berdua denganmu. Mungkinkah sekarang waktunya untuk merasakan ruang sendiri?
Semuanya dimulai dengan sederhana. Kemudian tumbuh menjadi sesuatu yang selalu merasuki otak dan perasaan. Sampai akhirnya kau pergi, dan aku terdiam tak tahu harus apa.
Dunia ini curang menurutku. Mungkin kau disana tidak pernah rindu kepadaku, namun nyatanya aku disini masih selalu memikirkanmu. Ya, kau masih menjadi mimpi terindahku, sekaligus mimpi terliarku.
[Malang, 15 Februari 2017 - 17:15]
Komentar
Posting Komentar